Adjie yang Membanggakan

25 Juni 2014

Pagi ini tanggal 25 Juni 2014...macet, di atas kopaja yg supeer panas dan keringetan, pikiranku tiba-tiba melayang membawaku mundur beberapa jam yang lalu. Yup! Semalam aku pulang jam 11 sampai di rumah.

Pikiranku menerawang, mengingat kejadian yang telah berlalu beberapa waktu yang lalu. Beberapa tahun yang lalu. Di atas kopaja yang sesak ini, aku mengingat masa-masa bahagiaku saat masih di Klaten dahulu. Bersama Bapak, Ibu dan ketiga orang adikku. Bahagia. Jauh dari kehidupan saat ini di Jakarta.
Mereka semua telah beranjak dewasa. Adhie yang saat ini telah berumur 21 tahun, Anin yang sekarang sudah ABG dia naik kelas XI dan si bontot Adjie yang sekarang menunggu ujian wawancaranya di Taruna Nusantara.
Aku mengingat semua kejadian kala itu, kebahagiaan yang aku selalu lalui bersama dengan mereka hingga suatu ketika aku harus meninggalkan keluargaku untuk berangkat kuliah di Jogja.
Semua tak ada habisnya bila dituliskan di dalam buku setebal apapun, semua tersimpan rapat di memori flashdisk otakku.
Kenangan ini kemudian membawaku ke tahun 2005 saat usiaku beranjak 18 tahun. Aku mengingat Adjie kala itu masih TK, setiap pagi dia habiskan dengan menonton Dora the Explorer. Tidur di lantai dengan meminum susunya, dan aku selalu beranggapan manja banget ini anak. Setiap pagi aku harus meneriakkan kalimat-kalimat galak kepadanya.
"Adjie!! Tiap pagi nonton Dora, ga bosen apa! Minggir dek! Kamu ngalangin jalanku! Tau nggak c, aku buru-buru, liat jam berapa sekarang!", dengan penuh kekesalan aku teriaki dia.
Dan diapun tidak beranjak dari tempat duduknya, seperti biasa.
"Adjie!!!! Minggir po ra kowe!!", sambil kuteriaki dan ku tendang pantatnya. Hahahaha...
Dia adikku bontot yang selalu kuingat dengan penuh kebanggaan. Dia mendapat kasih sayang yang penuh dari Bapak, Ibu  dan kakak-kakaknya, wajar bila dia sedikit kurang mandiri. Walau begitu, dia selalu menunjukkan prestasi di sekolahnya yang sangat membanggakan.
Dia tidak pernah memperoleh nilai jelek. Sekali dia mendapat nilai jelek, saat SD. Entah mata pelajaran apa, dia memperoleh nilai 7. Nilai 7 baginya adalah nilai terburuk sepanjang masa. Di SD, nilainya selalu langganan 9 dan 10 dan rata-rata 10 di mata pelajaran Matematika dan IPA. Aku pikir, iyalah mudah memperoleh nilai saat SD secara pelajaran SD memang gampang.
Tapi, dia tetap menunjukkan nilainya yang sangat memuaskan di tahun-tahun berikutnya. Di SMP, dia membuktikan pada kami sekeluarga bahwa dia memang pandai tak seperti kami kakak-kakaknya. Prestasi selalu dia dapatkan. Dari Lomba Matematika sampai Tukar Pelajar. Dan keinginannyapun yang sempat membuat kami tak bisa bicara adalah saat dia mengatakan bahwa dia ingin sekali sekolah di Taruna Nusantara...
Kemudian kami semua diam....
"ya dek, kami semua mendukung kalau itu mau kamu.", Bapak mengatakan itu padanya. Padahal aku sangat tau, mau bayar apa andaikan Adjie sekolah disana.
Tapi dengan perjuangan dia, dia membuktikan pada kami semua bahwa dia mampu melakukan. Dia lolos Beasiswa Provinsi untuk masuk Taruna Nusantara. Dan seminggu lagi, Adjie akan dikarantina di Taruna Nusantara.
*aku menulis ini sambil bercucuran air mataku*

Oh Adjie,,my Little Brother! You did it Bro! I proud of you.
I miss your kisses that you always give to me..


Dan saat ini, aku sudah di depan komputerku mengetik cerita untuk hari ini sambil nyolong-nyolong waktu sembari mengerjakan tugas dari ibu dan pak Boss. 



*late post

Tidak ada komentar on "Adjie yang Membanggakan

Leave a Reply