12 November

12 November...


Hari Kesehatan Nasional, selain sy ngrayain di kantor ternyata hari ini adalah hari spesial lagi! Adek sy, ulang tahun hari ini. Pantesan, Nama adek saya ini Adhyat, sama seperti nama menteri kesehatan terdahulu. Dikasi nama itu ternyata ada alasannya.
Hahaha... dan saya baru ngeh.
Happy birthday adekku sayang... (tadi udah ngucapin lewat HP c ^^)

Dan spesialnya lagi, hari ini adalah Hari Ayah (baru tau kalo ada hari ayah saya).
Seperti biasa, buka Kaskus dan ternyata ada tautan mengenai Ayah. Otomatis, jadi mendadak melloooowww.
Keingat yang di kampung... Bapak saya of course, yg tanggal 6 Nopember lalu ulang tahun (tapi menurut bapak saya, beliau tidak berulang tahun ditanggal itu dan tahun lahirnya salah, karena katanya beliau masih muda. Hahahaha..

too many stories about him, which can not be told because so many

saya tidak pernah memanggil beliau dengan sebutan Ayah, Papa, Bapak ataupun sebangsanya. Saya memanggilnya dengan pak Hari (seperti orang lain memanggil beliau). Lucu memang... Sama Bapaknya koq manggilnya gitu. Hahahaha, banyak orang yang negur.
Tapi, beliau sendiri tidak pernah merasa terganggu meski saya memanggil beliau begitu. hanya saya, karena ketiga orang adik saya memanggil beliau dengan Bapak.

Saya terlalu dekat dengannya. Pelukan yang sudah lama tidak pernah saya rasakan setelah bertahun2 (terakhir saat SD sy dipeluk, hahaha!), sy rasakan kembali saat hari-hari pernikahan saya.
Di Akad Pernikahan saya, itu moment paling mellow yg saya rasakan bersama Bapak, i mean pak Hari.
Sy saat itu merasa terbuang, sedih sekali sekaligus bahagia karena saya akan memiliki suami. Tapi berpisah dg Bapak dan keluarga??
Haha,, it's hard for me guys..

Seketika mengucur deras air mata saya, sy tidak berani menatap beliau. Terakhir sy tahu, ternyata beliau dengan Gentlenya tidak menampakkan kesedihan ataupun air mata saat janji pernikahan kami diucapkan. Ketegaran yang nampak dari beliau.

Saya anak pertamanya, yang beliau nantikan bersama ibu di dunia ini, yg beliau sayangi sepenuh hati, yg seluruh perhatiannya tercurah pada sy, yg doa dan kasih sayangnya selalu menyertai saya di setiap jejak langkah saya, yg membiayai sy dengan bersusah payah, dengan perjuangannya merawat dan membesarkan saya, saat itu juga harus melepaskan saya dengan menyerahkan saya kepada pria lain yang tidak pernah beliau tau dan kenal sebelumnya.
yang tidak pernah tau, apakah saya akan bahagia sama seperti ketika saya ada dalam pengawasannya. Saya aja sedih, apalagi beliau. Saya tidak bisa membayangkan.

ahh,, sudahlah...

Perjuangan keras beliau demi sekolah putra putrinya termasuk saya, benar2 mengingatkan saya bahwa tidak akan menjadi saya seperti ini tanpa beliau.
Mengambil raport tiap catur wulan dan semesteran, nyari utangan supaya bisa beli buku sekolah, les, kursus,beli raket yang harganya selangit yang antar dan nungguin tiap kali saya lomba dan tanding. Memarahi saya saat males ngaji dan pergi ke lapangan tiap latihan, memarahi saya saat teledor dan kehujanan, Hahahaha. Tapi saya malah ngasih IP yang berantakan.
Semua yang beliau suruh, semua yg beliau nasehatkan pada saya, semua demi kebahagiaan saya.
Pekerti yang diajarkan, benar-benar luar biasa. Beliau sungguh mengerti tentang semua anak-anaknya. Saya yg keras kepala, galak, mudah putus asa, seringkali diingatkan supaya bisa mengendalikan (padahal menurut saya, saya cuma sinis aja bukan galak. hahaaaaiiii!!).

Perjuangan beliau masih berlanjut hingga sekarang di usianya yg sudah lebih dari 1/2 abad, yang tidak pernah gentar demi pendidikan anak-anaknya.
Ajaran beliau yang selalu beliau sampaikan pada kami adalah, "ojo lali nyuwun sewu/pangapunten, nyuwun tulung lan maturnuwun. Shalat terus dijaga, sunah ojo ditinggal, doa ojo lali nyuwun karo Gusti Allah. Gusti Allah bakal paring, yen awak dewe gelem prihatin. Ndelok Bapak Ibuk iki yen kalian nglakoni urip",
Kata-kata ini selalu saya ingat setiap saat.

Kalau ada quesioner tentang siapa tokoh idolamu, saya akan jawab Bapak Saya. Beliau adalah pahlawan buat saya. Superhero deh pokoknya ga ada yg lain.

Meski beliau tidak pernah bilang kalo sayang sama kami anak-anaknya, tp dari tindakan beliau itu lebih dari sekedar kasih sayang.

Bapak saya adalah RT di kampung kami, semoga beliau makin disayangi para tetangga , dan Bapak saya adalah seorang perawat, semoga beliau makin disayangi oleh sahabat, kolega dan pasien-pasiennya.

Itu sedikit cerita tentang Bapak saya, itung-itung ngobatin mellow2an hari ini...

Sampai jumpa di cerita saya yang biasa-biasa dan standar lainnya di kesempatan yang akan datang..


HAPPY FATHER'S DAY...


lanjut kerja lagiiiii

Adjie yang Membanggakan

25 Juni 2014

Pagi ini tanggal 25 Juni 2014...macet, di atas kopaja yg supeer panas dan keringetan, pikiranku tiba-tiba melayang membawaku mundur beberapa jam yang lalu. Yup! Semalam aku pulang jam 11 sampai di rumah.

Pikiranku menerawang, mengingat kejadian yang telah berlalu beberapa waktu yang lalu. Beberapa tahun yang lalu. Di atas kopaja yang sesak ini, aku mengingat masa-masa bahagiaku saat masih di Klaten dahulu. Bersama Bapak, Ibu dan ketiga orang adikku. Bahagia. Jauh dari kehidupan saat ini di Jakarta.
Mereka semua telah beranjak dewasa. Adhie yang saat ini telah berumur 21 tahun, Anin yang sekarang sudah ABG dia naik kelas XI dan si bontot Adjie yang sekarang menunggu ujian wawancaranya di Taruna Nusantara.
Aku mengingat semua kejadian kala itu, kebahagiaan yang aku selalu lalui bersama dengan mereka hingga suatu ketika aku harus meninggalkan keluargaku untuk berangkat kuliah di Jogja.
Semua tak ada habisnya bila dituliskan di dalam buku setebal apapun, semua tersimpan rapat di memori flashdisk otakku.
Kenangan ini kemudian membawaku ke tahun 2005 saat usiaku beranjak 18 tahun. Aku mengingat Adjie kala itu masih TK, setiap pagi dia habiskan dengan menonton Dora the Explorer. Tidur di lantai dengan meminum susunya, dan aku selalu beranggapan manja banget ini anak. Setiap pagi aku harus meneriakkan kalimat-kalimat galak kepadanya.
"Adjie!! Tiap pagi nonton Dora, ga bosen apa! Minggir dek! Kamu ngalangin jalanku! Tau nggak c, aku buru-buru, liat jam berapa sekarang!", dengan penuh kekesalan aku teriaki dia.
Dan diapun tidak beranjak dari tempat duduknya, seperti biasa.
"Adjie!!!! Minggir po ra kowe!!", sambil kuteriaki dan ku tendang pantatnya. Hahahaha...
Dia adikku bontot yang selalu kuingat dengan penuh kebanggaan. Dia mendapat kasih sayang yang penuh dari Bapak, Ibu  dan kakak-kakaknya, wajar bila dia sedikit kurang mandiri. Walau begitu, dia selalu menunjukkan prestasi di sekolahnya yang sangat membanggakan.
Dia tidak pernah memperoleh nilai jelek. Sekali dia mendapat nilai jelek, saat SD. Entah mata pelajaran apa, dia memperoleh nilai 7. Nilai 7 baginya adalah nilai terburuk sepanjang masa. Di SD, nilainya selalu langganan 9 dan 10 dan rata-rata 10 di mata pelajaran Matematika dan IPA. Aku pikir, iyalah mudah memperoleh nilai saat SD secara pelajaran SD memang gampang.
Tapi, dia tetap menunjukkan nilainya yang sangat memuaskan di tahun-tahun berikutnya. Di SMP, dia membuktikan pada kami sekeluarga bahwa dia memang pandai tak seperti kami kakak-kakaknya. Prestasi selalu dia dapatkan. Dari Lomba Matematika sampai Tukar Pelajar. Dan keinginannyapun yang sempat membuat kami tak bisa bicara adalah saat dia mengatakan bahwa dia ingin sekali sekolah di Taruna Nusantara...
Kemudian kami semua diam....
"ya dek, kami semua mendukung kalau itu mau kamu.", Bapak mengatakan itu padanya. Padahal aku sangat tau, mau bayar apa andaikan Adjie sekolah disana.
Tapi dengan perjuangan dia, dia membuktikan pada kami semua bahwa dia mampu melakukan. Dia lolos Beasiswa Provinsi untuk masuk Taruna Nusantara. Dan seminggu lagi, Adjie akan dikarantina di Taruna Nusantara.
*aku menulis ini sambil bercucuran air mataku*

Oh Adjie,,my Little Brother! You did it Bro! I proud of you.
I miss your kisses that you always give to me..


Dan saat ini, aku sudah di depan komputerku mengetik cerita untuk hari ini sambil nyolong-nyolong waktu sembari mengerjakan tugas dari ibu dan pak Boss. 



*late post